Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review : Kingsman: The Secret Service


“Manners maketh man. Do you know what that means? Then let me teach you a lesson.” 

Dalam beberapa tahun belakangan ini, film spionase dipermak kelewat serius. Memasuki masa serba teknologi, semua kesenangan yang dulu menjadi salah satu syarat mutlak terwujudnya film di ranah ini mendadak lenyap dan tergantikan oleh nuansa serba kelam, (maunya) realistis, serta nyaris tanpa dihiasi tawa canda yang seringkali disebut-sebut terpengaruh oleh gaya penuturan Christopher Nolan. Benarkah demikian? Boleh jadi memang begitu. Kenyataan semacam ini memunculkan galau gulana bagi duo Matthew Vaugh dan Mark Millar, pencipta film superhero edan Kick-Ass bersama Jane Goldman yang melalui kerja sama teranyar di Kingsman: The Secret Service berniat mengembalikan film spy ke jalur sepatutnya yang tidak mengharamkan buat bersenang-bahagia namun tetap memiliki sentuhan elegan mirip halnya mata-mata elit di dalamnya. Ya, kurang lebih mirip memadukan serangkaian film James Bond kurun awal dengan Kick-Ass maupun Austin Powers yang berarti kamu juga akan memperoleh banyak kegembiraan... dan kegilaan. 

Menjalani hidup keras di jalanan serta rumah yang tak lagi ibarat rumah alasannya adalah penuh siksaan ditambah pula kerap terlibat sejumlah persoalan, seorang akil balig cukup akal bengal berjulukan Eggsy (Taron Egerton) seolah tak mempunyai era depan yang cerah. Tanpa dibekali latar pendidikan memadai, apa yang mampu diharapkan dari seorang pemuda yang kesehariannya hanya diisi dengan hangout, bertengkar, dan sesekali mencuri mobil? Sepintas, sama sekali tidak ada. Akan tetapi, seorang biro gentleman yang mengaku berprofesi sebagai penjahit, Harry Hart (Colin Firth), mencium potensi besar pada diri Eggsy. Tanpa ragu-ragu, Harry menawari Eggsy mengikuti acara training menjadi jasus di organisasi intel bernama Kingsman yang tengah menggelar perekrutan distributor gres untuk mengisi kekosongan paska tewasnya salah seorang biro dikala menghadapi senang memberi kaya jenius teknologi, Richmond Valentine (Samuel L. Jackson), yang berambisi memperbaiki tatanan bumi dengan melenyapkan insan-insan yang dianggapnya tak membawa kontribusi faktual. 

Setelah disuguhi film-film abnormal yang dominan berkualitas seadanya – bahkan cenderung memprihatinkan – di awal 2015, Kingsman: The Secret Service semacam memberi angin segar dengan menghidangkan semua komponen yang seharusnya ada di gelaran blockbuster semacam ini dari kekocakan, keseruan, sampai ketegangan. You name it! Jika kau telah menyaksikan apa yang diperbuat oleh si pembuat film di Kick-Ass, maka tentu mengetahui apa yang mampu kau harap dapatkan di Kingsman: The Secret Service. Ya, seluruh elemen terbaik yang membentuk film spionase – mirip para spy gentlemen berpenampilan rapi klimis, gadget canggih di balik bentuk jadulnya, dan villain berperilaku ‘berlebihan’ dengan misi utama sangat ambisius melibatkan teknologi untuk memperbaiki dunia – ada di sini, lalu Matthew Vaughn buat semua hal familiar ini terlihat segar dengan dibubuhi hal-hal ajaib dan stylish yang mungkin tidak pernah terlintas di benakmu sebelumnya termasuk pada titik puncak sintingnya yang sangat seru (kata kunci: melibatkan kembang api dan tembang “Give It Up”-nya KC and The Sunshine Band). Si pembuat film betul-betul mewujudkan mimpinya untuk mengkreasi sebuah film spy yang unsur fun berperan besar di dalamnya, melunturkan segala bentuk tuturan yang membuatmu mengernyitkan dahi karena terlampau serius. 

Dan... buat kamu yang mementingkan konten pengisahan di atas segalanya, tak perlu gusar. Lebih sering bermain-main juga bukan berarti Kingsman: The Secret Service yaitu sebuah menu kosong tanpa isi yang kurang menyehatkan. Malah, Vaughn bersama Goldman dan Millar juga tak keberatan menyelipkan kritik sosial menyentil ihwal omong kosong media, para fanatik agama yang kebablasan, dan tingkah laris insan, yang tentunya disampaikan melalui kelakar-kelakar ringan – it’s kinda thought-provoking – di tengah-tengah guliran kisahnya yang penuh intrik mengikat, berlika liku pula menggelitik. Mengingat bagaimanapun Kingsman: The Secret Service mengatasnamakan diri sebagai film spionase yang memilih peminatan action-comedy, sudah sewajarnya bila boom-boom-bang ialah sajian utamanya yang demi meningkatkan daya pikat dilumuri oleh guyonan-guyonan bernuansa sindiran sana sini, nyerempet, sekaligus sarat akan acuan ke budaya terkenal, serta kebrutalan tanpa ampun selayaknya kita lihat di Kick-Ass yang dibalut penuh gaya dan mengedepankan keanggunan sehingga tervisualisasi secara manis alih-alih menjijikan – terlebih Valentine ialah villain yang begitu jijik pada darah. It’s bloody fantastic! Vaughn jelas telah menetapkan standar tinggi yang harus dilampaui oleh film-film blockbuster lain sepanjang 2015. 

Selain kandungan hiburan yang terbilang tinggi, Kingsman: The Secret Sevice dipersenjatai pula oleh barisan pemain yang menyuguhkan penampilan di atas rata-rata. Kita tidak perlu lagi mempertanyakan kualitas keaktoran dari Colin Firth, Samuel L. Jackson, atau Michael Caine (sebagai kepala Kingsman, Arthur) – ketiganya menyentuh nada yang sempurna untuk peran masing-masing – dengan Firth berhasil tampil charming, badass dan lucu sebagai super-spy cerdas di ketika bersamaan, Caine berwibawa, sementara Samuel L. Jackson memberi sentuhan komikal pada sosok Valentine tanpa harus berlebih-lebihan (serta tetap membuatnya harus selalu diwaspadai), alasannya adalah kejutan bahwasanya di tengah-tengah parade akting para pemain kelas kakap yang mengesankan ini ialah performa para pendatang gres yang meyakinkan mirip Sofia Boutella yang mematikan, Sophie Cookson yang tangguh, dan utamanya Taron Egerton yang menandakan bahwa Vaughn mempunyai intuisi jago dalam hal casting. Nyaris tidak ada yang mengenali Egerton sebelum ini, namun seperti Chloe Grace Moretz, karirnya mungkin akan melambung tinggi usai Kingsman: The Secret Service terlebih interpretasi Egerton pada sosok Eggsy sungguh terasa tepat seolah-olah dia dilahirkan untuk memerankan aksara ini. Keren!

Outstanding

Post a Comment for "Review : Kingsman: The Secret Service"