Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review : The Man From U.N.C.L.E.


“For a special agent, you're not having a very special day, are you?” 

Ada kejutan mengasyikkan yang diberikan oleh Matthew Vaughn di kuartal pertama tahun ini dalam wujud Kingsman: The Secret Service. Betapa tidak, tatkala Jason Bourne dan James Bond abad Daniel Craig berusaha tampil lebih serius dari sisi penceritaan, film yang memperkenalkan kita kepada sosok Eggsy ini justru mengajak penonton untuk sekadar bersenang-bahagia menikmati geberan kegilaan tiada henti dengan tujuan utama mencoba mengembalikan genre spy movies ke jalurnya yang mengedepankan unsur fun. Tidak lebih. Semacam menjadi pionir, berturut-turut sederet judul film mata-mata tahun ini mengikuti formula ‘hura-hura’ Kingsman: The Secret Service dimulai dari Spy yang memberikan sisi lain dari Jason Statham, lalu Mission: Impossible – Rogue Nation yang turut mengentalkan berkelahi beserta humornya, hingga paling gres, The Man From U.N.C.L.E. Judul terakhir disebut ini mungkin terdengar kurang familiar utamanya bagi pendengaran generasi masa kini, meski kenyataannya film kode Guy Ritchie tersebut didasarkan pada serial televisi terkenal berjudul sama dari abad 60’an yang memasangkan distributor CIA asal Amerika Serikat dan agen KGB dari Rusia dalam satu tim! 

Ya, di tengah menggelegaknya Perang Dingin, dua mata-mata dari dua negara berseteru, Napoleon Solo (Henry Cavill) dan Illya Kuryakin (Armie Hammer), dipaksa berhubungan oleh petinggi masing-masing guna melacak eksistensi seorang ilmuwan Nazi yang dikhawatirkan tengah diperdayakan sebuah organisasi kriminal misterius untuk mengembangkan senjata nuklir. Dengan kepribadian saling bertolak belakang, belum ditambah cara kerja yang juga berlawan, sejatinya agak sulit membayangkan misi dapat ditunaikan secara sempurna. Beruntung, ada Gaby Teller (Alicia Vikander) yang menjadi sosok penengah dalam rivalitas tak berkesudahan tersebut. Putri kandung dari sang ilmuwan ini direkrut Napoleon dan Illya untuk memudahkan keduanya mendapatkan kanal mendekati Uncle Rudi (Sylvester Groth) yang disinyalir mengetahui eksistensi ayah Gaby. Bertolak ke Italia, Napoleon, Illya, serta Gaby pun memulai misi penyamaran guna menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh atasan Uncle Rudi, pasangan kaya Alexander dan Victoria Vinciguerra (Luca Calvani dan Elizabeth Debicki). Diketahui sebagai simpatisan Nazi, baik Napoleon maupun Illya mencurigai pasangan ini mempunyai keterkaitan dekat atas menghilangnya ayah Gaby. 

Satu hal menarik yang bisa didapatkan di The Man From U.N.C.L.E. adalah keglamoran dekade 60-an. Ya, alih-alih memodernisasi latar seperti dilakukan oleh sejumlah film yang beranjak dari serial televisi lawas, Guy Ritchie memutuskan untuk tetap menonjolkan gaya retronya. Mengusahakan agar terlihat otentik, Ritchie tak saja menghadirkan kostum stylish (ada banyak gaun indah dan setelan necis bisa kau pandang, tentunya), kendaraan vintage, sampai pistol Walther p38, tetapi juga penggunaan palet warna monokrom yang memperlihatkan penonton sensasi rasa serupa seperti dikala sedang menyantap salah satu judul James Bond abad Sean Connery-Roger Moore. Mengasyikkan? Tentu saja! The Man From U.N.C.L.E. memiliki semua formula yang diharapkan untuk menjelmakannya sebagai tontonan ekspresi dominan panas yang mengasyikkan. Mari kita cek satu persatu: rangkaian adu seru? Check! Humor menyegarkan pengundang tawa lepas? Check! Intrik spionase mengikat? Check! Villain sinting pengancam kedamaian dunia? Check! Agen-biro rupawan dengan setelan mahal? Check! Perempuan seksi mematikan? Check! Gawai-gawai canggih? Hmmm... mungkin tidak untuk abad sekarang, tetapi bila berpatokan pada zamannya, check! Dan, bromance menggemaskan? Check! 

Untuk menerima kesenangan sebagai hasil dari kombinasi seluruh elemen ini pun kita tidak harus menunggu terlalu usang. The Man From U.N.C.L.E. yang menyebarkan origin story bagi serial televisinya ini eksklusif menyambut penonton dengan adegan kejar-kejaran kendaraan beroda empat yang seru, tetapi juga lucu, di menit pembuka. Memang seusai kehebohan di tembok Berlin ini tidak lagi ada laga yang tergolong mencengangkan (apalagi inovatif), tetapi Ritchie berhasil mengakalinya dengan memberi kita serentetan adegan pemacu adrenalin yang tergelar konstan di atas laju pengisahan yang bergerak cepat sehingga nyaris tidak mungkin ada rasa kantuk menyerang – well, kecuali kamu memang dalam kondisi sangat lelah. Mengasyikkannya lagi, si pembuat film juga tak segan-segan menyusupkan humor dengan takaran melimpah ruah yang mencuat dari dinamika interaksi antara Henry Cavill-Armie Hammer-Alicia Vikander selama menjalankan misi. Dan mampu dibilang unsur komedinya itulah penyumbang energi terbesar bagi hidupnya The Man From U.N.C.L.E. yang merupakan salah satu film paling bergaya tahun ini. Makara, apakah kamu siap untuk dibawa menyelami petualangan seru di kala 60-an dengan menaiki vespa bersama para agen rahasia penuh gaya dan berselera humor elok ini?

Exceeds Expectations


Post a Comment for "Review : The Man From U.N.C.L.E."