Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review : Comic 8: Casino Kings Part 2


Kala melempar Comic 8: Casino Kings ke pasaran, Falcon Pictures mengambil suatu keputusan beresiko. Memecah jilid ini menjadi dua bab. Tak ingin mencurangi penonton, sedari awal isu mengenai pembagian ini telah dikabarkan ke khalayak ramai termasuk menyematkan perhiasan ‘Part 1’ dan ‘Part 2’ di bahan promosi. Akan tetapi bukan mencurangi atau tidak mencurangi yang menjadi pokok permasalahan, melainkan apakah Casino Kings benar-benar butuh untuk dibagi ke dua film berbeda. Faktor bisnis memang tidak mampu dielakkan lagi yakni pertimbangan utama yang mendasari keputusan Falcon, namun jika film tidak mempunyai bahan sangat besar lengan berkuasa semoga dapat dipisahkan bukankah justru akan mencederai film itu sendiri (atau katakanlah, franchise) di kemudian hari? Terlebih lagi, perlu dicatat, Casino Kings bukanlah seri pamungkas yang lebih cocok mendapatkan treatment semacam ini. Keputusan memecah Casino Kings ke dalam dua seri, memang pada kesudahannya memperlihatkan pengaruh terhadap faktor kesenangan yang tidak pernah benar-benar mampu mencapai level maksimalnya. 

Melanjutkan apa yang tertinggal di penghujung Part 1 – jikalau kau melewatkannya atau mungkin lupa, tidak perlu risau alasannya ada recap sebelum opening title – kedelapan komika yang terdiri atas Arie Kriting, Babe Cabiita, Bintang Timur, Ernest Prakasa, Fico Fachriza, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, dan Mongol Stress, sekarang menghadapi permainan hidup atau mati di hutan belantara melawan komplotan pasukan pembunuh berjulukan The Hunters. Sementara Ernest dan konco-konconya tersebut berjuang habis-habisan untuk bertahan hidup dari serangan The Hunters, sang atasan, Indro Warkop, pun turut terseret ke permainan rancangan bandar judi kelas kakap, The King (Sophia Latjuba), bersama distributor Interpol, Chyntia (Prisia Nasution), dan seorang satpam gres (Ence Bagus) yang ndilalah sedang bersama Indro saat para pesuruh The King menyergap kediaman Indro. Alih-alih kian merumitkan misi, pemboyongan Indro ke sarang The King tentunya membawa laba tersendiri bagi Indro maupun Chyntia yang memperoleh fasilitas untuk menyelamatkan para agen Comic 8 sekaligus meringkus The King secara pribadi. 

Ya, seperti halnya Part 1, Comic 8: Casino Kings Part 2 pun kurang bisa menghadirkan kepuasan dari sisi kandungan hiburan. Sama sekali tidak kekurangan materi, hanya saja seolah ada sesuatu yang hilang tatkala kita menonton dua seri ini. Tanggung. Saat menyimak bagian pertama, asupan humor cukup tinggi dan guliran pengisahan dengan metode penyampaian non-linear memang memunculkan daya tarik tersendiri sehingga ada sebersit keinginan untuk mengikuti kegilaan seperti apa lagi yang akan dihadirkan oleh Anggy Umbara. Namun begitu penonton mulai sedikit banyak ‘menyatu’ ke film, segalanya berakhir yang meninggalkan perasaan ketidakpuasan lantaran ada ketidaktuntasan. “Lho, udah kelar?” mungkin mulut paling mendekati dalam mendeskripsikan perasaan saat itu. Perasaan tak puas tersebut, sayangnya kembali menghiasi masa menyaksikan bagian kedua. Tak lagi berurusan dengan pemotongan tiba-datang atau minimnya sekuens agresi seperti dijanjikan di materi promosi, Part 2 bermasalah dengan plot hampa dan lawakan-lelucon yang kuantitasnya mengalami penurunan dibanding jilid sebelumnya. 

Alhasil, Comic 8: Casino Kings Part 2 pun terasa agak kering alasannya penonton hanya menyaksikan baku hantam, ledakan-ledakan, dan sesekali tawa canda, tanpa ada tuturan menggigit yang nyaris kesemuanya telah terjlentrehkan di babak awal. Dengan demikian, Part 2 tidak ubahnya seri perhiasan saja supaya penonton mampu mengetahui kisah utuh dari misi yang dijalankan para komika. Andai saja Falcon tidak membagi Casino Kings menjadi dua film – mengingat pula sejatinya plot diusung tidaklah kompleks-kompleks amat – maka bisa jadi hasil risikonya akan lebih greget, lebih lezat buat dikudap, tanpa ada kesan ‘sesuatu hilang’ dikala menontonnya. Mungkinkah nantinya pihak pembuat film akan mengikuti langkah Maxima yang merilis ‘versi komplit’ dari 99 Cahaya di Langit Eropa tempo hari? Semoga saja. Karena Comic 8: Casino Kings intinya masih memilki amunisi mencukupi dalam memercikkan kesenangan. Bahkan Part 2 yang boleh dikata merupakan seri terlemah diantara seri Comic 8 sejauh ini pun tetap mampu menghadirkan suka cita melalui parade aksi seru dengan highlight berada pada pertarungan Prisia melawan Hannah Al Rashid (Bella, tangan kanan The King) dan humor-humor menggelitik yang kali ini penghantaran paling baik dipegang oleh Ence Bagus, Candil, Cak Lontong, serta Babe Cabiita. Cukup menyenangkan kok sebagai hiburan pelepas penat! 

Note : Tidak perlu terburu-buru meninggalkan gedung bioskop sebab ada dua post-credits scene yang sangat layak untuk dinanti dikala closing credit bergulir. Keduanya memberi petunjuk penting bagi jilid berikutnya yang cukup aku nantikan kehadirannya berkat twist pemicu rasa penasaran di ujung. 

Acceptable (3/5)


Post a Comment for "Review : Comic 8: Casino Kings Part 2"