Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Short Reviews : Sabtu Bersama Bapak + Ily From 38.000 Ft


“Menjalin suatu kekerabatan itu butuh dua orang yang berpengaruh. Dan untuk menjadi besar lengan berkuasa, itu ialah tanggung jawab masing-masing.” 

Diadaptasi dari novel bagus bukan jaminan sebuah film akan anggun juga. Sabtu Bersama Bapak yakni contohnya. Film aba-aba Monty Tiwa menurut novel rekaan Adhitya Mulya yang bercerita mengenai kehidupan kakak beradik, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra), selepas mangkatnya sang ayah (Abimana Aryasatya), memang tidak berada dalam golongan presentasi yang buruk namun mengingat materi aslinya, terbilang mengecewakan. Kombinasi sisi drama penguras air mata dengan sisi komedinya tidak menyatu dengan baik, malah cenderung jomplang, dan peralihannya pun kurang mulus, terkadang janggal. Sabtu Bersama Bapak lebih bersinar saat ngebanyol daripada termehek-mehek. Bisa jadi, selain disebabkan pengarahan maupun naskah yang kurang matang, kekuatan dari dua kubu tidak berimbang. Dari kubu komedi ada Deva Mahenra yang tidak dinyana-nya jago ngelawak plus duet Ernest Prakasa – Jennifer Arnelita yang menjadi tombak kembar, sementara dari kubu drama murni hanya Acha Septriasa sebagai istri Satya yang sanggup membuat momen emosional. Arifin Putra? Terbata-bata menghadapi Acha. Ira Wibowo sebagai ibu Satya dan Cakra, lalu Abimana Aryasatya kurang mendapat ruang untuk mengeksplorasi kemampuan olah tugas mereka. Penggunaan lens flare tidak pada tempatnya dan performa ganggu dua bocah yang memerankan bawah umur Satya yakni faktor lain yang membuat Sabtu Bersama Bapak urung tampil berpengaruh seperti seharusnya. 

Acceptable (3/5)


“Aku pikir kamu akan bilang I love you” 

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, rumah produksi Screenplay Films cetak hattrick di tangga box office lewat Magic Hour, London Love Story, dan paling gres, ILY From 38.000 FT. Banyak orang lalu bertanya-tanya, apa istimewanya ketiga film tersebut? Jawabnya mudah: pangsa pasar utamanya – dalam hal ini dewasa usia belasan – berhasil diboyong memenuhi bioskop lantaran strategi promosinya tepat sasaran. Masalah bagus atau tidak, itu urusan belakangan. ILY From 38.000 FT instruksi Asep Kusdinar pun sejatinya bukanlah film yang istimewa. Bercerita mengenai pertemuan Aletta (Michelle Ziudith) dan Arga (Rizky Nazar) di Pulau Dewata yang lantas memunculkan benih-benih asmara, naskah film ini bikin pusing kepala. Kuantitas obrolan sarat kata-kata mutiaranya memang sudah agak berkurang ketimbang dua film pendahulu, namun soal penggunaan akal, jangan ditanya sebab tujuannya hanya ingin menciptakan para sampaumur tersedu sedan. Yang kemudian menciptakan ILY From 38.000 FT layak diapresiasi, ada upaya dari Screenplay Films tidak menjadikannya sekadar ‘film main-main’. Michelle Ziudith menghidupkan karakter Aletta – meski mulai curiga beliau memang seperti itu, in real life – dan tata produksinya elok terutama skoring musik dari Joseph Djafar. Setidaknya, walau dari sisi penceritaan masih sekelas FTV, tidak halnya dari sisi kemasan yang sekali ini tampak cukup glamor.

Acceptable (2,5/5)

Post a Comment for "Short Reviews : Sabtu Bersama Bapak + Ily From 38.000 Ft"