Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review : Comic 8: Casino Kings Part 1


“Untung gue sering nonton Meteor Garden!”

Lebih dari setahun silam, Anggy Umbara mempunyai gagasan cukup ambisius dengan mengumpulkan sederet komika yang tengah naik daun untuk berlakon di film komedi berkelahi garapannya, Comic 8, yang seperti versi penuh dagelan dari The Expendables. Memperoleh resepsi yang terpecah belah, antara menyukainya dan membencinya, Comic 8 berhasil membumbung tinggi dalam kaitannya merangkul penonton sampai mencapai angka 1,6 juta yang sekaligus menobatkannya sebagai film Indonesia paling banyak dipirsa tahun kemudian. Dengan torehan kesuksesan semacam ini kau tentu sudah memahami apa yang seharusnya dilakukan oleh Falcon Pictures, membuat sekuel. Anggy Umbara yang masih menduduki bangku penyutradaraan lantas mengkreasi film kelanjutan berjudul Comic 8: Casino Kings ini menggunakan serangkaian formula yang diaplikasikan untuk sekuel: lebih besar, lebih megah, dan lebih aneh-gilaan dibandingkan jilid sebelumnya. Antisipasi penonton pun telah dibentuk semenjak berbulan-bulan silam dengan pemberitaan perekrutan puluhan bintang dan besarnya gelontoran dana untuk Casino Kings. Akan tetapi, satu pertanyaan tertinggal, apakah serba lebih-lebih ini juga berarti Casino Kings lebih baik daripada Comic 8

Seusai misi perampokan bank di film pertama yang berjalan mulus, Indro Warkop sekarang mengutus kedelapan kepetangan yang dibawahinya dengan konfigurasi terdiri atas Ernest Prakasa, Mongol Stres, Babe Cabiita, Kemal Palevi, Bintang Timur, Fico Fachriza, Arie Kriting, dan Ge Pamungkas, untuk kembali terjun ke lapangan menjalani misi lebih pelik. Kali ini, mereka harus menemukan sebuah kasino paling spektakuler seantero Asia sekaligus meringkus sang pemilik, The King (Sophia Latjuba), yang notabene merupakan master kriminal kuat di Asia. Memperoleh isu bahwa seorang komika bisa menghubungkan mereka ke The King, Indro pun menitahkan Ernest dan konco-konco untuk menyamar sebagai komika. Namun, ya, semuanya tidak lantas berjalan dengan begitu mudahnya terlebih saat seorang agen interpol bernama Cynthia (Prisia Nasution) membuka kembali masalah perampokan bank INI yang menempatkan mereka dalam posisi tersangka dan para biro dihadapkan pada permainan bertahan hidup di sebuah hutan belantara yang memaksa mereka bermain kucing-kucingan dengan sepasukan pembunuh profesional yang memang ditugaskan untuk menghabisi para biro. 

Sebetulnya agak sulit untuk memilih apakah Casino Kings Part 1 berada di level lebih tinggi atau lebih rendah dari instalmen pendahulunya mengingat film ini tidaklah utuh karena dibagi menjadi dua bagian. Casino Kings Part 1 tak lebih dari chapter pendahuluan yang sekadar memberi salam perkenalan penuh canda tawa terhadap sejumlah tokoh baru (maupun lama) serta menjabarkan latar belakang permasalahan yang nantinya akan dikupas lebih mendalam oleh si pembuat film di babak berikutnya. Anggy Umbara menahan-nahan semoga titik puncak tidak keluar sebelum waktunya disini sehingga kamu hanya akan mendapati eksposisi dan sekelumit penanjakan berdasarkan denah tensi dramatik. Dampaknya dapat dirasakan pada paruh kedua film yang melambat dalam alunan penceritaan, bahkan ada kesan dipanjang-panjangkan guna memenuhi kebutuhan durasi 100 menit, yang beruntungnya tak pernah terasa menjemukan berkat mengikatnya materi dongeng olahan Anggy Umbara. Selain itu, daya tarik Casino Kings Part 1 juga didapat dari rangkaian adegan laganya yang tergolong jor-joran – berkat tingginya pedoman pendanaan – dengan Anggy menawarkan bermacam-macam kegilaan yang jarang (atau malah tidak pernah!) kamu jumpai di film Indonesia. 

Penonton dibuat bersukacita oleh bahasa gambar bercita rasa megah mewah yang bersumber dari kasino milik The King, pesawat jet eksklusif, kemudian ditaburi kemeriahan oleh ledakan-ledakan, desingan peluru sana-sini, helikopter yang memberondong tembakan ke sebuah rumah, sampai paling epik, buaya raksasa yang siap mencaplok hidup-hidup para komika dengan kesemuanya dihidupkan cukup rapi oleh tim imbas khusus. Menjadi semakin mengesankan alasannya keseruan laganya ini ditunjang pula parade parodi beberapa film terkenal seperti Berandal, Viva JKT48, dan The Hunger Games yang dikemas menarik serta guyonan-guyonan khas komika, yang harus diakui sekali ini, lebih lucu. Well, memang masih sulit dihindari ada beberapa kali yang meleset dari target, namun begitu mengenai target, mampu mengundang tawa lepas. Untuk urusan keberhasilan dalam menghantarkan lelucon menggelitik perut ini, silahkan beri tepukan tangan meriah untuk Babe Cabiita, Mongol Stres, Fico Fachriza, Arie Kriting serta Ge Pamungkas yang juga mulai terlihat luwes dalam berlakon di depan layar. Dan, jangan lupa berikan pula tepuk tangan untuk Prisia Nasution yang sangat mencuri perhatian dengan dialek Melayu Singapura, Hannah Al-Rashid beserta Sophia Latjuba yang terlihat mengintimidasi, dan Donny Alamsyah yang mampu tampak mematikan sekaligus konyol. 

Apiknya performa jajaran pemain ini memberi topangan pada agresi seru, humor lucu, dan production value cakep sehingga Comic 8: Casino Kings Part 1 mampu berubah menjadi sebagai tontonan hiburan yang mengasyikkan. Lalu, apakah lebih baik dari jilid sebelumnya? Dengan berbagai pertimbangan ini, saya akibatnya harus menyampaikan ‘ya’ setidaknya I laughed out loud several times while watching it, serta ada rasa tidak sabar menanti setengah tahun untuk menanti kemunculan jilid keduanya dikala filmnya berakhir. Saya ingin kini!

Exceeds Expectations

Post a Comment for "Review : Comic 8: Casino Kings Part 1"