Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review : Strawberry Surprise


“Aku kesepakatan untuk menelan bagus, asam, dan pahit hidup ini sama kamu. Aku siap hidupku meledak-ledak nggak tertebak bareng kau.” 

Sulit untuk mengenyahkan begitu saja dari ingatan duet kematian yang diperagakan oleh Reza Rahadian bersama Acha Septriasa melalui Test Pack: You’re My Baby, dua tahun silam. Bahkan, berkat penampilan emosional – sekaligus kemampuan membangun chemistry ciamik bersama lawan main – Acha Septriasa diganjar Piala Citra pertamanya di sini. Keduanya menawarkan performa kelas wahid yang mengambarkan kelayakan mereka untuk menempati posisi singgasana sebagai pemain drama-aktris muda terbaik di sinema Indonesia kurun kini. Posisi Reza semakin dimantapkan, sementara khusus untuk Acha, tidak ada lagi yang berani meremehkan kemampuan berolah kiprahnya. Ketika ‘ijab kabul’ mereka bubar jalan, ada semacam kerinduan untuk menengok kembali pasangan penuh kemesraan ini dipersatukan kembali lewat film layar lebar. Inilah salah satu reuni yang dinanti-nantikan. Starvision yang menyadari penuh harapan publik untuk melihat Acha dan Reza sekali lagi disandingkan dalam satu frame, mempertemukan keduanya lewat Strawberry Surprise

Apabila sebelumnya Reza Rahadian dan Acha Septriasa melakonkan peran sebagai sepasang suami istri yang dirundung kegalauan dalam menantikan momongan, maka sekali ini mereka bermetamorfosis sebagai sepasang kekasih dengan perjalanan cinta yang dipenuhi ketidakpastian. Acha Septriasa memerankan Aggi, kurator galeri foto di Yogyakarta, yang jatuh hati kepada Timur (Reza Rahadian), fotografer di Bandung, sehabis perjumpaan singkat pada suatu pesta. Tanpa basa-bau, Aggi dan Timur menjalin korelasi percintaan yang berlangsung selama beberapa dikala. Awalnya tampak baik-baik saja pula cantik, sampai perlahan tapi niscaya mulai memburuk. Merasa bahwa Timur bukanlah sosok yang sempurna untuknya, Aggi menetapkan mengakhiri korelasi mereka. Sebelum berpisah, Aggi titip pesan kepada Timur untuk menemuinya di Yogyakarta lima tahun lagi dan bila dikala itu keduanya masih melajang, itu berarti mereka telah digariskan oleh takdir untuk bersama. 

Terdengar klise? Mungkin. Tetapi mirip analogi terhadap semangkuk penuh stroberi, kita tidak tahu rasa apa yang akan didapat berikutnya: anggun atau asam. Penuh kejutan. Begitu pula dengan Strawberry Surprise. Sepintas terlihat seperti film drama romantis kebanyakan di permukaan, pembiasaan dari novel karangan Desi Puspitasari ini justru memberikan banyak kejutan-kejutan manis di dalamnya. Penonton tidak diajak menyelami kisah percintaan picisan yang menye-menye, tetapi justru sangat sampaumur. Ada transformasi yang ditunjukkan oleh dua tokoh utama, Aggi dan Timur, dari sekadar dua anak muda yang mengedepankan ego masing-masing – hanya memikirkan kesenangan dan kepentingan diri semata – sampai menjadi eksklusif berpikiran sampaumur yang memandang talian asmara bukan hanya soal ‘aku’ tetapi ‘aku dan kau’. Konflik utama film, lika liku rintang terjal, yang dihadapi oleh protagonis dipicu oleh ketidakdewasaan dari mereka sendiri, bukan dari pihak ketiga yang senantiasa menghalang-halangi jalan. Inda (Olivia Jensen), mantan kekasih Timur, yang masih ngarep balikan pun tidak betul-betul memanaskan suasana. Tidak serta merta diposisikan sebagai ‘si jahat’. Inilah yang menciptakan film terasa menarik. 

Skrip solid yang diramu oleh Oka Aurora dan Adi Nugroho mencoba mengambil pendekatan realistis, menjadikannya semacam ‘everybody’s story’. Problematika yang dikedepankan berasa intim, aktual, dan apa adanya, mirip ketakutan untuk mengambil resiko, kekhawatiran belebih, menjunjung tinggi ego, hingga kesulitan menanamkan rasa percaya. Untuk sebagian penonton, Strawberry Surprise bisa jadi terasa lebih personal lantaran kupasan kisahnya turut menertawakan para pelaku relasi jarak jauh dan para idealis muda yang mengorbankan passion dalam pekerjaan hanya untuk yah, mempertahankan dapur biar tetap ngebul. Apakah itu kau? Jika ya, bersiaplah untuk disentil terlebih rangkaian obrolan yang menghiasi film pun tidak main-main ‘nakalnya’ – selain itu banyak juga yang mampu kamu kutip dari sini. Keputusan membawa film menghindari teladan penceritaan konvensional dengan memanfaatkan kilas balik pun memberi daya tarik tersendiri. Memang agak membingungkan, pada awalnya, tetapi kalau kamu jeli (kunci: perhatikan gaya rambut Aggi dan Timur) akan baik-baik saja. Lagipula, cerita Aggi kepada Timur tentang mantan-mantannya yang kacau itu kocak sekali! 

Akan tetapi, apalah artinya Strawberry Surprise tanpa Reza Rahadian dan Acha Septriasa yang sekali lagi mempertunjukkan bahwa mereka benar-benar duet ajal. Bisa jadi, hanya akan menjadi film romansa remaja yang sedikit lebih baik. Kekompakan yang mewarnai Test Pack, kembali bersinar di sini. Reza Rahadian yang untuk sekali ini terlihat berbeda secara penampilan memberikan teladan kepada pemain muda di luar sana bahwa tugas seenteng apapun mampu disulapnya untuk tampak berkelas. Selalu ada alasan baginya untuk menawarkan penampilan yang maksimal. Salah satu bentuk totalitasnya ditunjukkan dengan memainkan sendiri saksofon yang baru saja dipelajarinya demi kebutuhan peran. Sedangkan Acha Septriasa... ia sangat menyebalkan! Jangan keburu salah sangka, saya mengatakannya in a good way. Di tangannya, Aggi mampu terlihat begitu menjengkelkan alasannya adalah perilaku egoisnya tetapi di ketika bersamaan juga mengundang rasa iba. Bahkan, di satu titik Aggi pun bisa menjadi eksklusif yang menyenangkan. Kompleks, ya? 

Dan mirip biasa, jika berurusan dengan adegan-adegan emosional, Acha Septriasa mampu menjalaninya dengan gampang – Oh, saya menyukai serpihan tangisnya di taksi setelah putus dari Wisnu (Ibnu Jamil) – sementara kalau membahas chemistry, duo Reza-Acha masih teruji ketangguhannya. Momen-momen seru, menyenangkan, pula elok muncul disana sini, diwujudkan secara apik tanpa kesulitan berarti oleh mereka. Berkat penampilan mengagumkan dari Reza Rahadian dan Acha Septriasa inilah, ditimpali pula oleh pemilihan lagu pengiring yang tepat, skrip anggun, serta pengarahan apik dari Hanny R Saputra, inilah yang menciptakan Strawberry Surprise layak untuk disebut-sebut sebagai salah satu film romantis terbaik tahun ini. It’s really sweet, light, and fun!

Exceeds Expectations

Post a Comment for "Review : Strawberry Surprise"